AGENTIKET Web.Id: Kisah
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Mei 2025

Si Rakus

Cari Tiket KLIK DI SINI

 Dahulu ada seorang lelaki yang datang kepada Nabi Isa, ya ingin sekali bersahabat dengan beliau, karena itu ia berkata:" Aku ingin sekali bersahabat denganmu dan selalu bersamamu ke mana saja engkau pergi".

Jawab Isa: " Baiklah kalau demikian".

Pada suatu hari Berjalanlah keduanya di tepi sungai dan makanlah berdua tiga Potong Roti, Nabi Isa satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Kemudian ketika Nabi Isa pergi minum ke sungai dan kembali, ternyata tidak ada, lalu beliau bertanya kepada sahabatnya. 

" Siapa yang mengambil sepotong rotiroti? " jawab sahabatnya itu: " Aku tidak tahu".

Maka Berjalanlah keduanya, tiba-tiba Mereka melihat rusa dengan kedua anaknya, maka dipanggillah salah satu dari anak rusa itu lalu disembelihnya Dan dibakar. Kemudian lagi makan berdua, lalu Nabi Isa menyuruh anak rusa yang telah dimakan itu hidup kembalikembali. Maka anak rusa itu pun hidup lagi dengan izin Allah. Kemudian Nabi Isa bertanya:" demi Allah Ingatkan bukti kekuasaannya, Siapa yang mengambil sepotong roti itu? ".

Jawab sahabatnya " Aku tidak tahu".

Kemudian keduanya meneruskan perjalanan hingga sampailah mereka di tepi sungai, lalu Nabi Isa pemegang tangan sahabatnya itu dan mengajaknya berjalan di atas air hingga sampai ke seberang, lalu ditanya lah sahabatnya itu sekali lagilagi. " demi Allah yang memperlihatkan padamu bukti ini, Siapakah yang mengambil sepotong roti itu? Sahabat itu menjawab Aku tidak tahutahu. 

Kemudian Berjalanlah keduanya ketika berada di hutan dan keduanya sedang duduk-duduk, bisa mengambil tanah dan kerikil diperintahkan:" jadilah emas dengan izin Allah".

Maka dengan tiba-tiba tanah dan kerikil itu berubah jadi Mas, lalu dibagi menjadi tiga bagian. Kemudian Beliau berkata untukku sepertiga untukmu sepertiga sedang sepertiga ini untuk orang yang mengambil roti".

Syarat tak sahabat itu menjawab, " ambil roti itu".

Nabi Isa berkata:" ambil semua bagian ini untukmu". lalu keduanya berpisah. 

Kemudian orang itu didatangi oleh dua orang yang akan merampok harta itu dan membunuhnya Orang itu berkata lebih baik kita bagi tiga sajasaja. 

Tiga orang itu setuju, lalu menyuruh salah seorang ke pasar berbelanja makanan. Maka timbul perasaan orang yang berbelanja itu dalam hatinya :" apa kita membagi uang lebih makanan ini saya isi racun saja biar keduanya dan ambil semua harta itu. 

Lalu diberinya racun makanan itu, sementara orang yang menunggunya berpikir sama, " Untuk apa kita membagi harta ini lebih baik jika Iya datang Bunuh saja, lalu harta itu lagi berdua. 

Maka ketika datang orang yang berbelanja, segera dibunuh oleh keduanya, katanya dibagi menjadi dua, kemudian keduanya makan dari makanan yang beracun itu, maka matilah keduanya, dan tinggallah harta itu di hutan, dan mereka mati di sekitar harta itu. 

Kemudian ketika Nabi Isa berjalan di hutan dan menemukan hal itu, maka ia pun berkata kepada sahabat-sahabatnya: " inilah contohnya dunia, maka berhati-hatilah kamu kepadanya".

Si Yatim Di Hari Idul Fitri

Cari Tiket KLIK DI SINI

 Suara takbir berkumandang dan bergema memuji kebesaran Allah langit dan bumi menjadi saksi atas kebesarannya. Dia telah memilih makhlukNya yang terbaik sebagai rasulnya mah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang memiliki sifat jujur dan penuh kasih sayang. 

Telah mengabadikan keutamaan akhlaknya ini. Dialah hamba pilihan Allah pandangan wajahnya memberikan cahaya kebahagiaan yang menyejukkan hati dan menanamkan jiwa yang gelisah dan duka. Keagungannya telah menghiasi lembaran zaman.

Dikala cahaya pagi itu memancar sinarnya betulkan nur ilahi menyambut kedatangan hari raya Idul Fitri, Idul Fitri orang sukacita menghiasi kalbu orang-orang yang telah berpuasa di bulan Ramadan. Dina bermandikan perayaan. Berduyun-duyun lelaki, wanita, dan anak-anak membanjiri lapangan untuk melakukan salat Idul Fitri. Mereka datang dengan pakaian serba bagus dan memakai wewangian yang harum semerbak. Terbayang keriangan di wajah-wajah mereka. 

Takdir dan Tahmid menggema bersahut-sahutan mengagungkan kebesaran Ilahi. Aluran suara takbir menggelora syahdu titik mereka yang hadir tunduh khusuk pasrah kepada robbul Izzati. Beberapa saat kemudian Idul Fitri pun berakhir dan kesan yang dari gema khutbah yang sesaat berakhir. Terbayang wajah-ada yang telah Medan jihad maka menitik air mata Kerinduan akan indahnya surga. 

Kemudian setelah itu kaum muslimin saling bermaafan dan bergegas pulang ke rumah saling berkunjung pada saudara dan keluarga sementara itu anak-anak masih bermain berlari-larian di sekeliling lapangan tempat salat. 

Allah Shallallahu Alaihi Wasallam bersama kaum muslimin hendak Mengayunkan langkah ketika terpandang oleh Beliau wajah seorang anak yang kurus kering pucat pasi dan berpakaian compang-camping duduk menyendiri di sebuah sudut lapangan sambil menangis tersedu-sedu. Rasulullah mendekati Seraya yang mulia pada bahu anak itu dan bertanya Mengapa engkau menangis wa Hai anakku? 

Tanpa memandang wajah Nabi anak itu menolakkan tangan Beliau dan berkata:" biar saya sendiri Saya sedang bermohon ke hadirat AllahAllah".

Rupanya anak ini tidak menyadari bahwa yang nya itu adalah Rasulullah. Mendengar jawaban anak ini nabi kembali kan Tangannya di atas anak itu, kemudian bertanya dengan suara mesra dan lemah lembut mengajuk hati anak itu " tetapi wahai anakku Ceritakanlah kepadaku apa yang telah menimpamu? "

Rasulullah adalah seorang yang Arif bijaksanabijaksana, suaranya telah membangkitkan bagi anak yang sedang berduka itu. Dengan kepala yang disembunyikan di antara kedua lututnya, anak itu menjawab sambil terisak-isak menahan tangis. " bagaimana saya tak akan bersedih, Bapak saya meninggal dalam peperangan melawan musuh nabi, sedangkan ibu saya telah kawin lagi di suatu tempat yang lain. Saya pergi mengikuti ibu saya tetapi Pak tiri saya telah mengusir saya. Milik saya telah dihabiskan orang. Pada hari ini anak-anak lain bergembira dan tertawa bersukacita, tetapi alangkah Malangnya nasib saya saya tak mempunyai makanan untuk dimakandimakan, Tak memiliki pakaian untuk dipakai, dan tak memiliki tempat untuk bernaung dari teriknya panas matahari dan dinginnya hujan. Hidupku merana dan sedihsedih. "

Jawaban anak ini telah menitipkan air mata Nabi Muhammad, namun beliau berusaha tersenyum untuk membangkitkan gairah dan semangat anak yatim yang berduka cita itu. Terus memandang anak yatim itu, sedang kedua, matanya tergenang air mata Seraya berkata:" wahai anakku, janganlah engkau berduka cita lagi aku pun telah kehilangan ayah dan ibu ketika kecil. "

 Tangan nabi masih saja mengusap kepala anak itu penuh kasih sayang merasakan sejuknya belaian tangan orang yang memperhatikannya mendengar perkataan yang lemah lembut, timbullah keberanian anak yatim itu Endang wajah Nabi yang dari tadi mengajukan pertanyaan kepadanya. Dengan memberanikan diri anak yatim itu mengangkat kepalanya melihat orang yang tidak dikenalnya. Tetapi setelah terpandang olehnya wajah nabi yang segera dapat dikenalnya, tak terkirakan rasa malunya. 

Rasulullah memahami hal yang tersitersirat.  Untuk Menyenangkan hati anak yatim itu, nanti segera berkata: " wahai anakku bila aku menjadi ayahmu Aisyah menjadi ibu 

Dan Fatimah menjadi kakakmu akan bahagia kah kamu? 

Mendengar perkataan nabi anak yatim itu segera mengagumkan kepala. Kemudian menuntutnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah segera memanggil Aisyah berkata Aisyah ini ada seorang anak untukmu. 

Aisyah segera memandikan anak itu dan memberi pakaian sebaik-baiknya yang dapat disediakannya dan memberi makan. Selesai anak itu makan Aisyah berkata kepadanya:" nah Pergilah sekarang bermain-main anakku dan kemudian Pulanglah lagi ke sini". 

Betapa sukacitanya anak yatim itu ya melompat-lompat kegirangan dan segera berlari menuju lapangan tempat anak-anak bermain kayaknya anak itu di lapangan, anak-anak yang lain melihat perubahan yang sangat tiba-tiba itu. Mereka berdiri mengelilingi anak yatim itu dan menanyakan apa yang terjadi sehingga ia kini tampak rapi dan segar bugar. Mendengar pertanyaan anak-anak yang mengelilinginya, anak yatim itu menceritakan kepada mereka apa yang baru saja dialami. 

" Budi baik dan kasih sayang nabi dan sekeluarganya terhadapku telah memberikan nikmat kebahagiaan yang dapat meringankan aku dari cerita dan kesusahan karena ditinggal mati ayahku" ucap anak itu. 

Mendengar cerita anak itu salah seorang di antara anak-anak yang mendengar berkata dengan cemburu. " alangkah baiknya sekarang ini apabila Ayah kita meninggal pula seperti ayah anak ini Dan Kita akan memperoleh kasih sayang nabi".

Sifat santun nabi terhadap anak-anak yatim lahir dari jiwa yang mulia mana tuntunan ilah. Sejak kecil nabi tidak merasakan kasih sayang ayahandanya karena telah ditinggal wafat sebelum beliau lahir ke duniadunia.  

Sementara ibunda nabi wafat sewaktu sewaktu beliau masih kecil. Oleh karena itu kepahitan hidup tanpa Ayah Bunda telah Membekas pada pribadi nabi. Dalam wahyu-wahyu Suci yang disampaikan nabi, selalu didengungkan kepada umat manusia agar senantiasa bersifat kasih sayang kepada sesamanya.

" Barang siapa tidak mempunyai sifat kasih sayang, maka Allah tidak akan mengasihinya pula" demikian sabdanya.

Gara-Gara Azimat

Cari Tiket KLIK DI SINI

Suatu hari Rasulullah didatangi suatu rombongan.

Menurut Uqbah Ibnu Amir al-Jauhani, sembilan di antara rombongan yang menghadap itu minta dibaiat sebagai orang muslim.

Anehnya ada seorang anggota rombongan yang ditolak Rasulullah. Tentu saja mereka persoalkan. Ada apa ini?

Wahai Rasulullah, mengapa yang sembilan ini engkau baiat, sedang yang seorang ini kau tolak. Kenapa wahai Rasulullah?"


"Karena yang seorang ini menggunakan tamimah" Kata Rasulullah.

Dengan tersipu yang seorang itu lalu mnemasukkan tangannya untuk melepaskan tamimah atau azimat yang dikenakannya. Baru setelah itu Rasulullah mau membaiatnya sambil berkata, "Barangsiapa mengalungkan jimat, maka sesungguhnya dia telah musyrik."

Di kesempatan lain, Nabi juga melihat seorang laki-laki mengenakan cincin kuningan di tangannya.

"Apa ini?" tanya Rasulullah.

“Azimat untuk menjaga diri dari kelemahan," jawab lelaki itu.

"Buanglah, maka sesungguhnya, azimat itu tidak akan enambah kekuatan kecuali bahkan menambah kelemahan. Kalau sampai mati dan cincin itu masih kau pakai, kau tidak akan selamat buat selama-lamanya," kata Nabi.






Dua Sejoli yang berbahagia

Cari Tiket KLIK DI SINI

Dalam arahan suaminya, Muhammad, perdagangan Khadijah makin maju. Kekayaannya melonjak jauh, melebihi kekayaan para hartawan lainnya.

Meskipun demikian, kebahagiaan mereka bukan pada jumlah kekayaan yang kian melimpah. Tetapi pada kasih sayang yang terjalin mesra antara Muhammad dan istrinya.

Kehidupan Khadijah menjadi lebih sederhana dibandingkan sebelumnya. Karena suaminya bukan seorang pendamba kemewahan. Muhammad berpakaian amat sederhana. Makan dan minum seadanya, tidak lebih mewah daripada rakyar biasa. Bahkan Muhammad lebih mementingkan urusan dan keburuhan para fakir miskin di sekelilingnya. Khadijah menjadi tumpuan harapan para janda tua yang sengsara atau kaum wanita lain yang menderita.

Pada musim paceklik rumah Khadijah menjadi semacam tempat penampungan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Anak-anak yatim tidak ada yang terlepas dari perhatian suami istri itu. Bahkan Abu Thalib yang tidak mampu memelihara putranya, Ali menyerahkan anak itu sepenuhnya dalam asuhan Muhammad. Sehingga sejak itu Ali pun ikut tinggal bersama mereka.

Seorang budak belian yang menyedihkan dibeli oleh Khadijah atas saran suaminya. Budak itu bernama Zaid bin Harisah. Setelah dibayar dengan harga amat mahal, lalu dimerdekakan dan diakui menjadi anak angkat.

Muhammad sangat mencintai Khadijah, baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi nabi, saat ia berusia sekitar empat puluh tahun. Resep Khadijah dalam melayani suaminya adalah dengan kegairahan selaku istri dan kelembutan seperti ibu. Sebab menurut Khadijah, seorang istri itu mempunyai dua bayi yang sama manjanya. Bayi yang kecil dan bayi yang berjenggot.

Pernah Muhammad pulang dari Syam membawa oleh-olwh berupa selembar tikar pandan yang murah harganya. Ia tidak melihat kepada bendanya. Ia melihat kesetiaan suaminya dan kerepotannya membawa tikar itu dari Syam di Siria sampai Makkah di jazirah Arab. 

Dari perkawinan dan rumah tangga ideal tersebut terlahirlah beberapa orang anak yaitu:

• Al-Qasim, putra sulung mereka, sehingga

Muhammad juga terkenal dengan julukan Abul Qasim atau bapak si Qasim. Al-Qasim meninggal dunia dalam usia dua tahun.

• Zainab, putri mereka sebagai anak kedua. Setelah dewasa dipersunting oleh Abul Ash. Meninggal dunia pada tahun ke-8 Hijriyah.

• Abdullah, yang juga diberi gelar oleh muhamad dengan Thayyib, Abdullah pun seperti Al Qasim meninggal dunia pada waktu masih kecil. 

• Ruqayyah, yang kelak diambil istri oleh Atbah bin Abu Lahab. Setelah Muhammad menjadi Rasul dan menyebarkan ajaran Tauhid, Abu Lahab memaksa anaknya untuk menceraikan Ruqayyah. Kemudian Ruqayyah dilamar olehU Utsman bin Affan untuk menjadi pendamping hidupnya. Ruqayyah meninggal dunia pada tahun ke-2 Hijriyah.

• Ummu Kaltsum, yang bersama-sarma Ruqayyah menjadi menantu Abu Lahab karena dinikahi oleh anaknya yang bernama Utaibah bin Abu Lahab. Hal ini dilakukan untuk mengikuti adat jahiliyah yang mengharuskan abang adik mengawini dua bersaudara.

Sebagaimana Ruqayyah, Ummu Kaltsum

kemudian diceraikan Utaibah atas paksaan Abu Lahab. Namun, Ummu Kaltsum akhirnya diambil istri oleh Utsman bin Affan setelah Ruqayyah meninggal dunia. Oleh sebab itu, sahabat Utsman mendapat gelar Dzun Nurain, artinya yang memiliki dua cahaya mata. Ummu Kaltsum meninggal dunia pada tahun ke-9 Hijriyah.

• Fatimah. la lahir pada waktu Muhammad sudah berumur 35 tahun, atau sekitar sepuluh tahun setelah perkawinannya dengan Khadijah, tatkala masyarakat Quraisy sedang ribut membangun kembali dan memperbaiki Kabah yang roboh akibat banjir besar.

Pada saat itulah mulai tampak kepemimpinan Muhammad ketika ia berhasil memadamkan api permusuhan yang nyaris berkobar menjadi pertempuran antarkabilah memperebutkan kesempatan untuk mengangkat hajar aswad atau batu hitam ke tempatnya di dinding Kabah.

Fatimah diambil istri oleh Ali anak Abi Thalib pada tahun ke-2 Hijriyah. Hanya Fatimahlah yang dapat memberikan keturunan sampai beberapa generasi, yakni dari Hasan dan Husain.

Fatimah meninggal dunia enam bulan setelah Rasulullah wafat pada tahun ke-11 Hijriah.













Ummu Sulaim, Peisai Rasulullah

Cari Tiket KLIK DI SINI

 ketika pulang dari perjalanan dari Syam (Syiria), Malik menjumpai Ummu Sulaim binti Milhan, istrinya, telah masuk Islam. Tentu saja dia marah.

"Apakah kau sudah berpindah agama?" tanya Malik. "Tidak, aku tidak berpindah agama. Tetapi aku percaya dengan anak laki-laki ini," jawab istrinya. Yang dimaksud anak laki-laki ini adalah Anas bin Malik al-Anshary, yang lahir di Madinah pada tahun ke-10 sebelum Hijriyah.

Mendengar istrinya mengajarkan syahadat kepada anak lelakinya, Malik yang kafir kafir itu semakin emosi.

Dengan muka merah padam dia membentak istrinya istrinya,

Jangan kau rusak anakku ini!"

"Aku tidak merusaknya," jawab istrinya.

Selang beberapa hari, Malik pergi lagi ke Syam. Di jalan dia dihadang musuh-musuhnya hingga akhirnya tewas terbunuh. Sejak itu Ummu Sulaim berikrar. Aku tidak akan menceraikan Anas dari menyusui hingga ia meninggalkannya sendiri. Dan aku tidak akan kawin lagi sebelum dia dapat duduk dan dapat menyuruh aku," katanya.

Menanggapi tekad ibunya, Anas selalu berdoa kepada Alah agar berkenan membalas jasa dan amal ibunya.

Sebagai seorang janda, Ummu Sulaim cukup teguh pada pendiriannya. Ketika seorang lelaki, Abu Talhah datang meminangnya, ia menolaknya. Tekadnya, dia harus berhasil menaklukkan calon suaminya dari musyrik menjadi muslim.

"Abu Talhah, Allah mengetahui bahwa aku sungguh cinta kepadamu, namun savang sekali kau masih kafir, sedang aku ini muslimah. Jika kamu mau memeluk islam, aku tidak keberatan menerima lamaranmu, aku tidak akan menuntut emas kawin kecuali keislamanmu itu, tiada yang lain, " Katanya. 

Dengan perasaan malu dan kecewa, Abu Talhah meninggalkan Ummu Sulaim karena keberatan masuk islam. Tetapi karena dia sudah terlanjur cinta, pada kesempatan lain dia datang kembali, namun Ummu Sulaim tetap pantang menyerah.

Abu Talhah, apakah Anda tidak malu menyembah kayu?" katanya.

Mendengar ucapan itu, Abu Talhah menjadi sadar dan insaf serta berikrar memeluk Islam seraya mengikrarkan syahadatain. Mendengar ucapan itu, Ummu Sulaim segera memanggil Anas anaknya. "Ya Anas, qum fazawwij Aba Talhah. Wahai Anas, kawinkan Abu Talhah ini."

Demikianlah, berkat kebijaksanaan Ummu Sulaim, Abu Talhah memeluk Islam. Bahkan akhirnya dia dikenal sebagai pembantu dan pendukung Rasulullah yang gagah berani dalam jihad fi sabilillah serta ikut menghadiri baiat Aqabah.

Ummu Sulaim sendiri dikenal sebagai wanita yang ikut terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah. Dialah yang memberi makanan dan minuman, serta merawat mereka yang terluka.

Bahkan bersama Abu Talhah suaminya, ibu ini pernah bertempur langsung merebut senjata musuh untuk membentengi Rasulullah.









Kisah Ashabul Kahfi

Cari Tiket KLIK DI SINI

 Kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua)

Latar Belakang Kisah

Ashabul Kahfi (أصحاب الكهف) adalah sekelompok pemuda beriman yang hidup di tengah masyarakat yang menyembah berhala. Kisah mereka disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Kahfi (18:9–26). Mereka melarikan diri dari kekejaman penguasa zalim yang memaksa mereka untuk meninggalkan agama tauhid (penyembahan kepada Allah SWT) dan menyembah berhala.


Perjalanan Menuju Gua

Para pemuda itu memutuskan untuk bersembunyi di sebuah gua untuk menjaga iman mereka. Mereka berdoa kepada Allah agar diberi rahmat dan petunjuk dalam pelarian mereka. Atas kehendak Allah, mereka pun ditidurkan selama 309 tahun (300 tahun menurut hitungan matahari dan 309 menurut hitungan bulan).


Kebangkitan dan Keajaiban

Setelah lebih dari tiga abad, mereka dibangkitkan. Mereka mengira hanya tidur sehari atau setengah hari. Salah satu dari mereka pergi ke kota untuk membeli makanan. Namun ia terkejut ketika mendapati perubahan drastis, terutama pada mata uang yang ia gunakan. Penduduk kota juga heran dengan pemuda tersebut, dan setelah diselidiki, terungkaplah keajaiban Ashabul Kahfi.

Kisah mereka menjadi bukti kekuasaan Allah dalam menghidupkan yang mati dan memelihara hamba-Nya yang beriman.


Nama-Nama Ashabul Kahfi

Nama-nama Ashabul Kahfi tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, namun dalam beberapa riwayat dan literatur Islam klasik, nama-nama mereka disebutkan sebagai berikut:

1. Maksalmina

2. Yamlikha

3. Marnush

4. Debernus

5. Shadzunush

6. Kafashatatyu

7. Tamlikha

Dan anjing mereka bernama: Qithmir (قطمير)


Pelajaran dari Kisah Ashabul Kahfi

Keimanan yang teguh harus dijaga walau menghadapi ujian besar.

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk menjaga hamba-Nya dan mengendalikan waktu.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa Allah mampu membangkitkan manusia setelah kematian.

Berdoa dan berserah diri kepada Allah dalam kesulitan akan membuka jalan keselamatan.


Al-Malikah Primadona Cantik

Cari Tiket KLIK DI SINI

 Al Malikah, sang primadona dari Bani Israil,

adalah seorang pelacur kelas tinggi. Tarifnya mencapai 100 dinar sekali pakai. Cantik memang, sampai suatu waktu ada Abid tergila-gila padanya. Sayangnya, Abid tak punya uang sebanyak itu untuk menggaet al-Malikah.

Karena hati sudah tergila-gila, diperas tenaganya untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Sang primadona itu harus takluk di pelukannya, begitu tekad bulat Abid.

Dengan mengantongi uang 100 dinar, Abid menemui al-Malikah pujaannya. Silakan masuk," al-Malikah manis. Mendengar sapaan pujaannya, Abidpun lalu melangkahkan kakinya ke kamar Malikah.

Hari itu keinginannya dinar akan terpenuhi, uang 100 dinar sudah di sakunya.Tapi apa yang terjadi, tiba-tiba tubuh Abid jadi gemetar. Peluh dingin menetes di sekujur tubuhnya.

Ketika pelacur itu memeluknya, Abid justru berusaha melepaskan diri sambil berteriak. "Lepaskan aku, dan ambillah uang 100 dinar untukmu," ujar Abid, seraya bangkit dari ranjang pelacur itu.

"Mengapa engkau tiba-tiba menjadi begini?" tanya al-Malikah.

"Aku takut kepada Allah, bagaimana aku mempertanggungjawabkan perbuatan maksiatku nanti,"ujarnya.

Mendengar jawaban itu, tertegunlah al-Malikah di ranjangnya. Nalurinya tersentuh oleh lelaki yang duduk di dekatnya. Suatu peristiwa aneh yang tak pernah dialaminya selama ini. Tak terasa, air matanya meleleh di pipi. Terbayang sejuta dosa, yang selama ini dilakukannya sebagai seorang pelacur yang hina.

"Aku tertarik kepadamu, jadikanlah aku istrimu." kata al-Malikah tersedu.

Abid menjawab: Tidak, aku akan meninggalkan tempat ini. "Jangan kau pergi, kecuali kau berjanji akan mengawiniku."

"Baiklah," ujar Abid singkat, sambil bergegas meninggalkan kamar maksiat itu.

Begitu Abid meninggalkan kamarnya, pelacur al-Malikah sudah bertekad akan meninggalkan profesinya selama-lamanya. la benar-benar tersentuh dengan apa yang baru saja dialaminya dengan Abid.

Terbayang segala dosa dan kemaksiatan yang selama ini dilakukannya. la merasa menyesal dan ingin bertaubat. Dilangkahkan kakinya mencari Abid, seorang lelaki yang menyadarkan dirinya dari lumuran dosa dan maksiat. Tekadnya sudah bulat, ia harus menikah dengan Abid yang saleh itu.

Sebaliknya, mendengar al-Malikah datang ke negerinya untuk mencarinya, Abid menjadi ketakutan dan panik sekali. Karena takutnya, Abid jatuh pingsan, hingga mneninggal dunia. Menangislah al-Malikah. melihat lelaki pujaannya meninggal sebelum kawin dengannya. "Jika aku tak berhasil kawin dengan Abid, aku ingin dikawini saudaranya," sumpah al-Malikah, yang terdorong keinginan menebus dosanya selama ini.

Setelah mencari tahu tentang keluarga Abid, scorang teman Abid memberitahu al-Malikah bahwa saudara Abid adalah laki-laki yang miskin. Hendaklah ia berpikir masak-masak untuk menikah dengannya, agar tak akan menyesal nantinya.

"Biar dia orang miskin, aku tetap ingin kawin dengannya, sebagai rasa cintaku kepada saudaranya," kata al-Malikah. Akhirnya, al-Malikah, bekas pelacur kelas tinggi yang sudah insaf itu pun kawin dengan saudara Abid, seorang lelaki yang miskin. Allah telah membuka hati wanita itu, dengan taufik dan hidayah-Nya. Berbahagialah engkau sang primadona!











Selasa, 13 Mei 2025

Sunan Suro Sunan Geseng (Seren Sulang Cerita Rembang 1)

Konon ceritanya, ketika Sunan Bonang yang sedang berdakwah di desa Bonang, sekarang termasuk kota Lasem Kabupaten Rembang, tentunya juga berdakwah di daerah sekitar Lasem, Rembang. 

Hiduplah seseorang yang tinggal di desa seren termasuk wilayah Kecamatan Sulang, Adapun pekerjaan orang tersebut adalah petani menanam pohon sirih untuk dijual kepada yang membutuhkan. Pada masa itu sirih merupakan komoditas dagang yang berharga. Daunnya banyak digunakan nginang dan pengobatan.

Di sisi lain, pada waktu itu, saat Sunan Bonang sedang giat-giatnya menyiarkan agama Islam, tak henti-hentinya Sunan Bonang bersiar agama Islam. Karena itu, kemanapun Sunan Bonang pergi, tujuannya tidak ada lain hanyalah bersiar demi perkembangan agama Islam. Tidak hanya terbatas daerah-daerah di sekitarnya bermukim. Di saat-saat tertentu Sunan Bonang juga melakukan dakwah ke berbagai daerah hingga berhari-hari atau berbulan-bulan. Pada suatu hari Sunan Bonang mengunjungi seorang muridnya bernama Jalut Sukma Jati yang tinggal di sebuah bukit. Sekarang terletak di sebelah timur desa Landoh Kecamatan Sulang. Bukit tersebut akhinya disebut juga tapaa. Artinya sebuah tempat untuk bertapa. Di situ Sunan Bonang mengajarkan agama Islam kepada muridnya yang bernama Jalut Sukmajati tersebut hingga beberapa hari.

Selesai mengajarkan ilmu agama kepada Jalut Sukmajati Sunan Bonang bermaksud meninggalkan tempat itu untuk pindah ke tempat muridnya yang lain.

Berangkatlah ia dengan berjalan kaki menuju ke arah barat. Tidak lama berikutnya sampailah perjalanan Sunan Bonang ke desa Seren. Di desa Seren itu Sunan Bonang melihat seseorang yang sedang sibuk membersihkan tanahnya dan tanaman sirih. Maka Sunan Bonang lalu bertanya: "ki sanak, apa yang sedang kamu lakukan ?" Tanya sunan Bonang kepada lelaki yang sedang sibuk membersihkan tanaman sirih tersebut. 

"Sedang babad sirih " jawab orang yang ditanya tersebut, setelah dapat jawaban seperti itu Sunan Bonang segera melanjutkan perjalanannya.

Pada hari berikutnya, orang yang tinggal di desa Seren itu melakukan pekerjaannya lagi. Yaitu menebang tanaman sirih miliknya, batang dan daunnya sudah mengering.

Dan secara kebetulan di saat yang sama Sunan Bonang melewati Orang itu lagi. Kali ini karena Sunan Bonang sudah dikenal ketika lewat yang pertama kali beberapa saat yang lalu, oleh laki-laki penebang batang sirih itu, laki-laki itulah yang menegur Sunan Bonang terlebih dahulu. " He, Sunan Bonang, apa nama yang cocok untuk diriku ?" tanya laki-laki penebang batang sirih itu. "Apakah kamu belum punya nama Ki Sanak" jawab Sunan Bonang balik bertanya.

" Belum !"jawab laki-laki penebang sirih. 

Karena laki-laki itu mengaku belum punya nama Sunan Bonang hanya diam membisu, beberapa saat kemudian memerintahkan agar daun yang sudah kering dikumpulkan. Sunan Bonang kemudian mengajarkan ilmu ilmu agama kepada laki-laki baru dikenalnya tersebut. Pelajaran agama yang diberikan antaralain tentang surga dan neraka. Hidup setelah mati serta surga neraka. Setiap manusia pasti akan mati. Surga adalah tempat segala kenikmatan. Sebaliknya neraka adalah tempatnya segala siksa. Api di neraka panasnya berlipat-lipat dibanding dengan api di dunia. Selesai memberikan pelajaran tentang agama Islam. Sunan Bonang pun melanjutkan perjalanannya.

Setelah Sunan Bonang berlalu, Laki-laki yang belum punya nama itu jadi penasaran. Bagaimana cara membuktikannya, apakah benar kata yang diucapkan oleh Sunan Bonang itu, bahwa api neraka panasnya berlipat-lipat dibanding api di dunia. Andaikata benar, seberapa panas api neraka, padahal api di dunia panasnya sudah bukan kepalang.

Terdorong oleh rasa penasaran, daun sirih yang sudah mengering itu oleh laki-laki yang belum punya nama tersebut dibakarnya. Dalam waktu sekejap api sudah menyala-nyala. Dan di saat api menyala itulah kemudian terjadi keanehan. Ketika laki-laki tak bernama itu berjalan dekat api yang menyala, tiba-tiba kakinya terpeleset. Setelah laki-laki tak bernama, tersebut tercebur ke dalam kobaran api, lagi-lagi keanehan telah terjadi. Laki-laki itu tidak merasa kepanasan. Hanya kulitnya tampak geseng-geseng. Setelah api padam, akhirnya laki-laki tak bernama tersebut duduk termenung meresapi keanehan yang terjadi. 

Di saat laki-laki tak bernama itu termenung, tiba-tiba Sunan Bonang datang untuk yang ketiga kalinya. Sunan Bonang segera berkata, " Ki Sanak, kenapa tubuhmu terlihat geseng-geseng ?" tanya Sunan Bonang. Maka yang ditanya segera menjawab." Aku tercebur api." jawab laki-laki tak bernama itu.. Mendengar jawaban itu Sunan Bonang lalu berkata lagi" Kamu mengaku belum punya nama. Karena tubuhmu geseng oleh kobaran api, mulai sekarang kamu kuberi nama Geseng.

Tentang pemberian nama itu, laki-laki tersebut menerimanya dengan senang hati. Dan perkembangan berikutnya, karena Geseng tetap bersedia menjadi murid Sunan Bonang untuk mempelajari agama islam. Ia tetap tinggal di desa Seren hingga akhir hayatnya, dan jasadnya dimakamkan di desa itu juga.

Adapun ceritera berikutnya yang berkembang di Sulang Kabupaten Rembang, Sunan Geseng terkenal dengan sebutan Sunan Suro Hal ini dikarenakan setiap tanggal 1 Suro makamnya banyak dikunjungi orang untuk sekedar berziarah. Demikianlah ceritera tentang Sunan Geseng yang berada di Seren Sulang. Nama sama dengan kejadian serta tempat berbeda. Wallahu a'lam bish showab















Ruqyah Online Offline

 

 


Ruqyah, sebagai bagian dari metode pengobatan Islam, dengan bacaan ayat-ayat quran, ataupun doa2 yang tidak bertentangan dngan syariat , salah satu wasilah untuk berobat dari berbagai jenis penyakit, baik yang bersifat fisik maupun yang disebabkan oleh gangguan jin, sihir, atau mata jahat. Ruqyah juga sering digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau psikis.

Ini hanya jasa tmbahan saja, bagi yang memerlukan untuk biaya SUKARELA. Layanan melalui videocall wa. Silahkan chat konfirmasi ke Admin.