Dua Sejoli yang berbahagia - AGENTIKET Web.Id

Selasa, 20 Mei 2025

Dua Sejoli yang berbahagia

Cari Tiket KLIK DI SINI

Dalam arahan suaminya, Muhammad, perdagangan Khadijah makin maju. Kekayaannya melonjak jauh, melebihi kekayaan para hartawan lainnya.

Meskipun demikian, kebahagiaan mereka bukan pada jumlah kekayaan yang kian melimpah. Tetapi pada kasih sayang yang terjalin mesra antara Muhammad dan istrinya.

Kehidupan Khadijah menjadi lebih sederhana dibandingkan sebelumnya. Karena suaminya bukan seorang pendamba kemewahan. Muhammad berpakaian amat sederhana. Makan dan minum seadanya, tidak lebih mewah daripada rakyar biasa. Bahkan Muhammad lebih mementingkan urusan dan keburuhan para fakir miskin di sekelilingnya. Khadijah menjadi tumpuan harapan para janda tua yang sengsara atau kaum wanita lain yang menderita.

Pada musim paceklik rumah Khadijah menjadi semacam tempat penampungan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Anak-anak yatim tidak ada yang terlepas dari perhatian suami istri itu. Bahkan Abu Thalib yang tidak mampu memelihara putranya, Ali menyerahkan anak itu sepenuhnya dalam asuhan Muhammad. Sehingga sejak itu Ali pun ikut tinggal bersama mereka.

Seorang budak belian yang menyedihkan dibeli oleh Khadijah atas saran suaminya. Budak itu bernama Zaid bin Harisah. Setelah dibayar dengan harga amat mahal, lalu dimerdekakan dan diakui menjadi anak angkat.

Muhammad sangat mencintai Khadijah, baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi nabi, saat ia berusia sekitar empat puluh tahun. Resep Khadijah dalam melayani suaminya adalah dengan kegairahan selaku istri dan kelembutan seperti ibu. Sebab menurut Khadijah, seorang istri itu mempunyai dua bayi yang sama manjanya. Bayi yang kecil dan bayi yang berjenggot.

Pernah Muhammad pulang dari Syam membawa oleh-olwh berupa selembar tikar pandan yang murah harganya. Ia tidak melihat kepada bendanya. Ia melihat kesetiaan suaminya dan kerepotannya membawa tikar itu dari Syam di Siria sampai Makkah di jazirah Arab. 

Dari perkawinan dan rumah tangga ideal tersebut terlahirlah beberapa orang anak yaitu:

• Al-Qasim, putra sulung mereka, sehingga

Muhammad juga terkenal dengan julukan Abul Qasim atau bapak si Qasim. Al-Qasim meninggal dunia dalam usia dua tahun.

• Zainab, putri mereka sebagai anak kedua. Setelah dewasa dipersunting oleh Abul Ash. Meninggal dunia pada tahun ke-8 Hijriyah.

• Abdullah, yang juga diberi gelar oleh muhamad dengan Thayyib, Abdullah pun seperti Al Qasim meninggal dunia pada waktu masih kecil. 

• Ruqayyah, yang kelak diambil istri oleh Atbah bin Abu Lahab. Setelah Muhammad menjadi Rasul dan menyebarkan ajaran Tauhid, Abu Lahab memaksa anaknya untuk menceraikan Ruqayyah. Kemudian Ruqayyah dilamar olehU Utsman bin Affan untuk menjadi pendamping hidupnya. Ruqayyah meninggal dunia pada tahun ke-2 Hijriyah.

• Ummu Kaltsum, yang bersama-sarma Ruqayyah menjadi menantu Abu Lahab karena dinikahi oleh anaknya yang bernama Utaibah bin Abu Lahab. Hal ini dilakukan untuk mengikuti adat jahiliyah yang mengharuskan abang adik mengawini dua bersaudara.

Sebagaimana Ruqayyah, Ummu Kaltsum

kemudian diceraikan Utaibah atas paksaan Abu Lahab. Namun, Ummu Kaltsum akhirnya diambil istri oleh Utsman bin Affan setelah Ruqayyah meninggal dunia. Oleh sebab itu, sahabat Utsman mendapat gelar Dzun Nurain, artinya yang memiliki dua cahaya mata. Ummu Kaltsum meninggal dunia pada tahun ke-9 Hijriyah.

• Fatimah. la lahir pada waktu Muhammad sudah berumur 35 tahun, atau sekitar sepuluh tahun setelah perkawinannya dengan Khadijah, tatkala masyarakat Quraisy sedang ribut membangun kembali dan memperbaiki Kabah yang roboh akibat banjir besar.

Pada saat itulah mulai tampak kepemimpinan Muhammad ketika ia berhasil memadamkan api permusuhan yang nyaris berkobar menjadi pertempuran antarkabilah memperebutkan kesempatan untuk mengangkat hajar aswad atau batu hitam ke tempatnya di dinding Kabah.

Fatimah diambil istri oleh Ali anak Abi Thalib pada tahun ke-2 Hijriyah. Hanya Fatimahlah yang dapat memberikan keturunan sampai beberapa generasi, yakni dari Hasan dan Husain.

Fatimah meninggal dunia enam bulan setelah Rasulullah wafat pada tahun ke-11 Hijriah.













Comments


EmoticonEmoticon