AGENTIKET Web.Id: Kisah
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Mei 2025

Si Rakus

Cari Tiket KLIK DI SINI

 Dahulu ada seorang lelaki yang datang kepada Nabi Isa, ya ingin sekali bersahabat dengan beliau, karena itu ia berkata:" Aku ingin sekali bersahabat denganmu dan selalu bersamamu ke mana saja engkau pergi".

Jawab Isa: " Baiklah kalau demikian".

Pada suatu hari Berjalanlah keduanya di tepi sungai dan makanlah berdua tiga Potong Roti, Nabi Isa satu potong dan satu potong untuk orang itu, sisa satu potong. Kemudian ketika Nabi Isa pergi minum ke sungai dan kembali, ternyata tidak ada, lalu beliau bertanya kepada sahabatnya. 

" Siapa yang mengambil sepotong rotiroti? " jawab sahabatnya itu: " Aku tidak tahu".

Maka Berjalanlah keduanya, tiba-tiba Mereka melihat rusa dengan kedua anaknya, maka dipanggillah salah satu dari anak rusa itu lalu disembelihnya Dan dibakar. Kemudian lagi makan berdua, lalu Nabi Isa menyuruh anak rusa yang telah dimakan itu hidup kembalikembali. Maka anak rusa itu pun hidup lagi dengan izin Allah. Kemudian Nabi Isa bertanya:" demi Allah Ingatkan bukti kekuasaannya, Siapa yang mengambil sepotong roti itu? ".

Jawab sahabatnya " Aku tidak tahu".

Kemudian keduanya meneruskan perjalanan hingga sampailah mereka di tepi sungai, lalu Nabi Isa pemegang tangan sahabatnya itu dan mengajaknya berjalan di atas air hingga sampai ke seberang, lalu ditanya lah sahabatnya itu sekali lagilagi. " demi Allah yang memperlihatkan padamu bukti ini, Siapakah yang mengambil sepotong roti itu? Sahabat itu menjawab Aku tidak tahutahu. 

Kemudian Berjalanlah keduanya ketika berada di hutan dan keduanya sedang duduk-duduk, bisa mengambil tanah dan kerikil diperintahkan:" jadilah emas dengan izin Allah".

Maka dengan tiba-tiba tanah dan kerikil itu berubah jadi Mas, lalu dibagi menjadi tiga bagian. Kemudian Beliau berkata untukku sepertiga untukmu sepertiga sedang sepertiga ini untuk orang yang mengambil roti".

Syarat tak sahabat itu menjawab, " ambil roti itu".

Nabi Isa berkata:" ambil semua bagian ini untukmu". lalu keduanya berpisah. 

Kemudian orang itu didatangi oleh dua orang yang akan merampok harta itu dan membunuhnya Orang itu berkata lebih baik kita bagi tiga sajasaja. 

Tiga orang itu setuju, lalu menyuruh salah seorang ke pasar berbelanja makanan. Maka timbul perasaan orang yang berbelanja itu dalam hatinya :" apa kita membagi uang lebih makanan ini saya isi racun saja biar keduanya dan ambil semua harta itu. 

Lalu diberinya racun makanan itu, sementara orang yang menunggunya berpikir sama, " Untuk apa kita membagi harta ini lebih baik jika Iya datang Bunuh saja, lalu harta itu lagi berdua. 

Maka ketika datang orang yang berbelanja, segera dibunuh oleh keduanya, katanya dibagi menjadi dua, kemudian keduanya makan dari makanan yang beracun itu, maka matilah keduanya, dan tinggallah harta itu di hutan, dan mereka mati di sekitar harta itu. 

Kemudian ketika Nabi Isa berjalan di hutan dan menemukan hal itu, maka ia pun berkata kepada sahabat-sahabatnya: " inilah contohnya dunia, maka berhati-hatilah kamu kepadanya".

Si Yatim Di Hari Idul Fitri

Cari Tiket KLIK DI SINI

 Suara takbir berkumandang dan bergema memuji kebesaran Allah langit dan bumi menjadi saksi atas kebesarannya. Dia telah memilih makhlukNya yang terbaik sebagai rasulnya mah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang memiliki sifat jujur dan penuh kasih sayang. 

Telah mengabadikan keutamaan akhlaknya ini. Dialah hamba pilihan Allah pandangan wajahnya memberikan cahaya kebahagiaan yang menyejukkan hati dan menanamkan jiwa yang gelisah dan duka. Keagungannya telah menghiasi lembaran zaman.

Dikala cahaya pagi itu memancar sinarnya betulkan nur ilahi menyambut kedatangan hari raya Idul Fitri, Idul Fitri orang sukacita menghiasi kalbu orang-orang yang telah berpuasa di bulan Ramadan. Dina bermandikan perayaan. Berduyun-duyun lelaki, wanita, dan anak-anak membanjiri lapangan untuk melakukan salat Idul Fitri. Mereka datang dengan pakaian serba bagus dan memakai wewangian yang harum semerbak. Terbayang keriangan di wajah-wajah mereka. 

Takdir dan Tahmid menggema bersahut-sahutan mengagungkan kebesaran Ilahi. Aluran suara takbir menggelora syahdu titik mereka yang hadir tunduh khusuk pasrah kepada robbul Izzati. Beberapa saat kemudian Idul Fitri pun berakhir dan kesan yang dari gema khutbah yang sesaat berakhir. Terbayang wajah-ada yang telah Medan jihad maka menitik air mata Kerinduan akan indahnya surga. 

Kemudian setelah itu kaum muslimin saling bermaafan dan bergegas pulang ke rumah saling berkunjung pada saudara dan keluarga sementara itu anak-anak masih bermain berlari-larian di sekeliling lapangan tempat salat. 

Allah Shallallahu Alaihi Wasallam bersama kaum muslimin hendak Mengayunkan langkah ketika terpandang oleh Beliau wajah seorang anak yang kurus kering pucat pasi dan berpakaian compang-camping duduk menyendiri di sebuah sudut lapangan sambil menangis tersedu-sedu. Rasulullah mendekati Seraya yang mulia pada bahu anak itu dan bertanya Mengapa engkau menangis wa Hai anakku? 

Tanpa memandang wajah Nabi anak itu menolakkan tangan Beliau dan berkata:" biar saya sendiri Saya sedang bermohon ke hadirat AllahAllah".

Rupanya anak ini tidak menyadari bahwa yang nya itu adalah Rasulullah. Mendengar jawaban anak ini nabi kembali kan Tangannya di atas anak itu, kemudian bertanya dengan suara mesra dan lemah lembut mengajuk hati anak itu " tetapi wahai anakku Ceritakanlah kepadaku apa yang telah menimpamu? "

Rasulullah adalah seorang yang Arif bijaksanabijaksana, suaranya telah membangkitkan bagi anak yang sedang berduka itu. Dengan kepala yang disembunyikan di antara kedua lututnya, anak itu menjawab sambil terisak-isak menahan tangis. " bagaimana saya tak akan bersedih, Bapak saya meninggal dalam peperangan melawan musuh nabi, sedangkan ibu saya telah kawin lagi di suatu tempat yang lain. Saya pergi mengikuti ibu saya tetapi Pak tiri saya telah mengusir saya. Milik saya telah dihabiskan orang. Pada hari ini anak-anak lain bergembira dan tertawa bersukacita, tetapi alangkah Malangnya nasib saya saya tak mempunyai makanan untuk dimakandimakan, Tak memiliki pakaian untuk dipakai, dan tak memiliki tempat untuk bernaung dari teriknya panas matahari dan dinginnya hujan. Hidupku merana dan sedihsedih. "

Jawaban anak ini telah menitipkan air mata Nabi Muhammad, namun beliau berusaha tersenyum untuk membangkitkan gairah dan semangat anak yatim yang berduka cita itu. Terus memandang anak yatim itu, sedang kedua, matanya tergenang air mata Seraya berkata:" wahai anakku, janganlah engkau berduka cita lagi aku pun telah kehilangan ayah dan ibu ketika kecil. "

 Tangan nabi masih saja mengusap kepala anak itu penuh kasih sayang merasakan sejuknya belaian tangan orang yang memperhatikannya mendengar perkataan yang lemah lembut, timbullah keberanian anak yatim itu Endang wajah Nabi yang dari tadi mengajukan pertanyaan kepadanya. Dengan memberanikan diri anak yatim itu mengangkat kepalanya melihat orang yang tidak dikenalnya. Tetapi setelah terpandang olehnya wajah nabi yang segera dapat dikenalnya, tak terkirakan rasa malunya. 

Rasulullah memahami hal yang tersitersirat.  Untuk Menyenangkan hati anak yatim itu, nanti segera berkata: " wahai anakku bila aku menjadi ayahmu Aisyah menjadi ibu 

Dan Fatimah menjadi kakakmu akan bahagia kah kamu? 

Mendengar perkataan nabi anak yatim itu segera mengagumkan kepala. Kemudian menuntutnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah segera memanggil Aisyah berkata Aisyah ini ada seorang anak untukmu. 

Aisyah segera memandikan anak itu dan memberi pakaian sebaik-baiknya yang dapat disediakannya dan memberi makan. Selesai anak itu makan Aisyah berkata kepadanya:" nah Pergilah sekarang bermain-main anakku dan kemudian Pulanglah lagi ke sini". 

Betapa sukacitanya anak yatim itu ya melompat-lompat kegirangan dan segera berlari menuju lapangan tempat anak-anak bermain kayaknya anak itu di lapangan, anak-anak yang lain melihat perubahan yang sangat tiba-tiba itu. Mereka berdiri mengelilingi anak yatim itu dan menanyakan apa yang terjadi sehingga ia kini tampak rapi dan segar bugar. Mendengar pertanyaan anak-anak yang mengelilinginya, anak yatim itu menceritakan kepada mereka apa yang baru saja dialami. 

" Budi baik dan kasih sayang nabi dan sekeluarganya terhadapku telah memberikan nikmat kebahagiaan yang dapat meringankan aku dari cerita dan kesusahan karena ditinggal mati ayahku" ucap anak itu. 

Mendengar cerita anak itu salah seorang di antara anak-anak yang mendengar berkata dengan cemburu. " alangkah baiknya sekarang ini apabila Ayah kita meninggal pula seperti ayah anak ini Dan Kita akan memperoleh kasih sayang nabi".

Sifat santun nabi terhadap anak-anak yatim lahir dari jiwa yang mulia mana tuntunan ilah. Sejak kecil nabi tidak merasakan kasih sayang ayahandanya karena telah ditinggal wafat sebelum beliau lahir ke duniadunia.  

Sementara ibunda nabi wafat sewaktu sewaktu beliau masih kecil. Oleh karena itu kepahitan hidup tanpa Ayah Bunda telah Membekas pada pribadi nabi. Dalam wahyu-wahyu Suci yang disampaikan nabi, selalu didengungkan kepada umat manusia agar senantiasa bersifat kasih sayang kepada sesamanya.

" Barang siapa tidak mempunyai sifat kasih sayang, maka Allah tidak akan mengasihinya pula" demikian sabdanya.

Gara-Gara Azimat

Cari Tiket KLIK DI SINI

Suatu hari Rasulullah didatangi suatu rombongan.

Menurut Uqbah Ibnu Amir al-Jauhani, sembilan di antara rombongan yang menghadap itu minta dibaiat sebagai orang muslim.

Anehnya ada seorang anggota rombongan yang ditolak Rasulullah. Tentu saja mereka persoalkan. Ada apa ini?

Wahai Rasulullah, mengapa yang sembilan ini engkau baiat, sedang yang seorang ini kau tolak. Kenapa wahai Rasulullah?"


"Karena yang seorang ini menggunakan tamimah" Kata Rasulullah.

Dengan tersipu yang seorang itu lalu mnemasukkan tangannya untuk melepaskan tamimah atau azimat yang dikenakannya. Baru setelah itu Rasulullah mau membaiatnya sambil berkata, "Barangsiapa mengalungkan jimat, maka sesungguhnya dia telah musyrik."

Di kesempatan lain, Nabi juga melihat seorang laki-laki mengenakan cincin kuningan di tangannya.

"Apa ini?" tanya Rasulullah.

“Azimat untuk menjaga diri dari kelemahan," jawab lelaki itu.

"Buanglah, maka sesungguhnya, azimat itu tidak akan enambah kekuatan kecuali bahkan menambah kelemahan. Kalau sampai mati dan cincin itu masih kau pakai, kau tidak akan selamat buat selama-lamanya," kata Nabi.






Dua Sejoli yang berbahagia

Cari Tiket KLIK DI SINI

Dalam arahan suaminya, Muhammad, perdagangan Khadijah makin maju. Kekayaannya melonjak jauh, melebihi kekayaan para hartawan lainnya.

Meskipun demikian, kebahagiaan mereka bukan pada jumlah kekayaan yang kian melimpah. Tetapi pada kasih sayang yang terjalin mesra antara Muhammad dan istrinya.

Kehidupan Khadijah menjadi lebih sederhana dibandingkan sebelumnya. Karena suaminya bukan seorang pendamba kemewahan. Muhammad berpakaian amat sederhana. Makan dan minum seadanya, tidak lebih mewah daripada rakyar biasa. Bahkan Muhammad lebih mementingkan urusan dan keburuhan para fakir miskin di sekelilingnya. Khadijah menjadi tumpuan harapan para janda tua yang sengsara atau kaum wanita lain yang menderita.

Pada musim paceklik rumah Khadijah menjadi semacam tempat penampungan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Anak-anak yatim tidak ada yang terlepas dari perhatian suami istri itu. Bahkan Abu Thalib yang tidak mampu memelihara putranya, Ali menyerahkan anak itu sepenuhnya dalam asuhan Muhammad. Sehingga sejak itu Ali pun ikut tinggal bersama mereka.

Seorang budak belian yang menyedihkan dibeli oleh Khadijah atas saran suaminya. Budak itu bernama Zaid bin Harisah. Setelah dibayar dengan harga amat mahal, lalu dimerdekakan dan diakui menjadi anak angkat.

Muhammad sangat mencintai Khadijah, baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi nabi, saat ia berusia sekitar empat puluh tahun. Resep Khadijah dalam melayani suaminya adalah dengan kegairahan selaku istri dan kelembutan seperti ibu. Sebab menurut Khadijah, seorang istri itu mempunyai dua bayi yang sama manjanya. Bayi yang kecil dan bayi yang berjenggot.

Pernah Muhammad pulang dari Syam membawa oleh-olwh berupa selembar tikar pandan yang murah harganya. Ia tidak melihat kepada bendanya. Ia melihat kesetiaan suaminya dan kerepotannya membawa tikar itu dari Syam di Siria sampai Makkah di jazirah Arab. 

Dari perkawinan dan rumah tangga ideal tersebut terlahirlah beberapa orang anak yaitu:

• Al-Qasim, putra sulung mereka, sehingga

Muhammad juga terkenal dengan julukan Abul Qasim atau bapak si Qasim. Al-Qasim meninggal dunia dalam usia dua tahun.

• Zainab, putri mereka sebagai anak kedua. Setelah dewasa dipersunting oleh Abul Ash. Meninggal dunia pada tahun ke-8 Hijriyah.

• Abdullah, yang juga diberi gelar oleh muhamad dengan Thayyib, Abdullah pun seperti Al Qasim meninggal dunia pada waktu masih kecil. 

• Ruqayyah, yang kelak diambil istri oleh Atbah bin Abu Lahab. Setelah Muhammad menjadi Rasul dan menyebarkan ajaran Tauhid, Abu Lahab memaksa anaknya untuk menceraikan Ruqayyah. Kemudian Ruqayyah dilamar olehU Utsman bin Affan untuk menjadi pendamping hidupnya. Ruqayyah meninggal dunia pada tahun ke-2 Hijriyah.

• Ummu Kaltsum, yang bersama-sarma Ruqayyah menjadi menantu Abu Lahab karena dinikahi oleh anaknya yang bernama Utaibah bin Abu Lahab. Hal ini dilakukan untuk mengikuti adat jahiliyah yang mengharuskan abang adik mengawini dua bersaudara.

Sebagaimana Ruqayyah, Ummu Kaltsum

kemudian diceraikan Utaibah atas paksaan Abu Lahab. Namun, Ummu Kaltsum akhirnya diambil istri oleh Utsman bin Affan setelah Ruqayyah meninggal dunia. Oleh sebab itu, sahabat Utsman mendapat gelar Dzun Nurain, artinya yang memiliki dua cahaya mata. Ummu Kaltsum meninggal dunia pada tahun ke-9 Hijriyah.

• Fatimah. la lahir pada waktu Muhammad sudah berumur 35 tahun, atau sekitar sepuluh tahun setelah perkawinannya dengan Khadijah, tatkala masyarakat Quraisy sedang ribut membangun kembali dan memperbaiki Kabah yang roboh akibat banjir besar.

Pada saat itulah mulai tampak kepemimpinan Muhammad ketika ia berhasil memadamkan api permusuhan yang nyaris berkobar menjadi pertempuran antarkabilah memperebutkan kesempatan untuk mengangkat hajar aswad atau batu hitam ke tempatnya di dinding Kabah.

Fatimah diambil istri oleh Ali anak Abi Thalib pada tahun ke-2 Hijriyah. Hanya Fatimahlah yang dapat memberikan keturunan sampai beberapa generasi, yakni dari Hasan dan Husain.

Fatimah meninggal dunia enam bulan setelah Rasulullah wafat pada tahun ke-11 Hijriah.













Ummu Sulaim, Peisai Rasulullah

Cari Tiket KLIK DI SINI

 ketika pulang dari perjalanan dari Syam (Syiria), Malik menjumpai Ummu Sulaim binti Milhan, istrinya, telah masuk Islam. Tentu saja dia marah.

"Apakah kau sudah berpindah agama?" tanya Malik. "Tidak, aku tidak berpindah agama. Tetapi aku percaya dengan anak laki-laki ini," jawab istrinya. Yang dimaksud anak laki-laki ini adalah Anas bin Malik al-Anshary, yang lahir di Madinah pada tahun ke-10 sebelum Hijriyah.

Mendengar istrinya mengajarkan syahadat kepada anak lelakinya, Malik yang kafir kafir itu semakin emosi.

Dengan muka merah padam dia membentak istrinya istrinya,

Jangan kau rusak anakku ini!"

"Aku tidak merusaknya," jawab istrinya.

Selang beberapa hari, Malik pergi lagi ke Syam. Di jalan dia dihadang musuh-musuhnya hingga akhirnya tewas terbunuh. Sejak itu Ummu Sulaim berikrar. Aku tidak akan menceraikan Anas dari menyusui hingga ia meninggalkannya sendiri. Dan aku tidak akan kawin lagi sebelum dia dapat duduk dan dapat menyuruh aku," katanya.

Menanggapi tekad ibunya, Anas selalu berdoa kepada Alah agar berkenan membalas jasa dan amal ibunya.

Sebagai seorang janda, Ummu Sulaim cukup teguh pada pendiriannya. Ketika seorang lelaki, Abu Talhah datang meminangnya, ia menolaknya. Tekadnya, dia harus berhasil menaklukkan calon suaminya dari musyrik menjadi muslim.

"Abu Talhah, Allah mengetahui bahwa aku sungguh cinta kepadamu, namun savang sekali kau masih kafir, sedang aku ini muslimah. Jika kamu mau memeluk islam, aku tidak keberatan menerima lamaranmu, aku tidak akan menuntut emas kawin kecuali keislamanmu itu, tiada yang lain, " Katanya. 

Dengan perasaan malu dan kecewa, Abu Talhah meninggalkan Ummu Sulaim karena keberatan masuk islam. Tetapi karena dia sudah terlanjur cinta, pada kesempatan lain dia datang kembali, namun Ummu Sulaim tetap pantang menyerah.

Abu Talhah, apakah Anda tidak malu menyembah kayu?" katanya.

Mendengar ucapan itu, Abu Talhah menjadi sadar dan insaf serta berikrar memeluk Islam seraya mengikrarkan syahadatain. Mendengar ucapan itu, Ummu Sulaim segera memanggil Anas anaknya. "Ya Anas, qum fazawwij Aba Talhah. Wahai Anas, kawinkan Abu Talhah ini."

Demikianlah, berkat kebijaksanaan Ummu Sulaim, Abu Talhah memeluk Islam. Bahkan akhirnya dia dikenal sebagai pembantu dan pendukung Rasulullah yang gagah berani dalam jihad fi sabilillah serta ikut menghadiri baiat Aqabah.

Ummu Sulaim sendiri dikenal sebagai wanita yang ikut terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah. Dialah yang memberi makanan dan minuman, serta merawat mereka yang terluka.

Bahkan bersama Abu Talhah suaminya, ibu ini pernah bertempur langsung merebut senjata musuh untuk membentengi Rasulullah.









Kisah Ashabul Kahfi

Cari Tiket KLIK DI SINI

 Kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua)

Latar Belakang Kisah

Ashabul Kahfi (أصحاب الكهف) adalah sekelompok pemuda beriman yang hidup di tengah masyarakat yang menyembah berhala. Kisah mereka disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Kahfi (18:9–26). Mereka melarikan diri dari kekejaman penguasa zalim yang memaksa mereka untuk meninggalkan agama tauhid (penyembahan kepada Allah SWT) dan menyembah berhala.


Perjalanan Menuju Gua

Para pemuda itu memutuskan untuk bersembunyi di sebuah gua untuk menjaga iman mereka. Mereka berdoa kepada Allah agar diberi rahmat dan petunjuk dalam pelarian mereka. Atas kehendak Allah, mereka pun ditidurkan selama 309 tahun (300 tahun menurut hitungan matahari dan 309 menurut hitungan bulan).


Kebangkitan dan Keajaiban

Setelah lebih dari tiga abad, mereka dibangkitkan. Mereka mengira hanya tidur sehari atau setengah hari. Salah satu dari mereka pergi ke kota untuk membeli makanan. Namun ia terkejut ketika mendapati perubahan drastis, terutama pada mata uang yang ia gunakan. Penduduk kota juga heran dengan pemuda tersebut, dan setelah diselidiki, terungkaplah keajaiban Ashabul Kahfi.

Kisah mereka menjadi bukti kekuasaan Allah dalam menghidupkan yang mati dan memelihara hamba-Nya yang beriman.


Nama-Nama Ashabul Kahfi

Nama-nama Ashabul Kahfi tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, namun dalam beberapa riwayat dan literatur Islam klasik, nama-nama mereka disebutkan sebagai berikut:

1. Maksalmina

2. Yamlikha

3. Marnush

4. Debernus

5. Shadzunush

6. Kafashatatyu

7. Tamlikha

Dan anjing mereka bernama: Qithmir (قطمير)


Pelajaran dari Kisah Ashabul Kahfi

Keimanan yang teguh harus dijaga walau menghadapi ujian besar.

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk menjaga hamba-Nya dan mengendalikan waktu.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa Allah mampu membangkitkan manusia setelah kematian.

Berdoa dan berserah diri kepada Allah dalam kesulitan akan membuka jalan keselamatan.